Thursday 30 May 2013

Gadis Berjilbab dan Gadis Berbusana Mini



Gadis Berjilbab dan Gadis Berbusana Mini

Redaksi – Kamis, 20 Rajab 1434 H / 30 Mei 2013 17:04 WIB
jilbaber 
 Pinky: Apakah semua wanita yang tutup aurat, pasti masuk syurga?
Muslimah: Yang pasti, wanita yang tak tutup aurat, kelak akan masuk neraka… :)
Pinky: mmm..Jilbab memang sangat baik, tapi mereka buat dosa juga.
Muslimah: Bila Iblis tidak mau ikuti perintah Allah untuk bersujud kepada Adam, dan dia menyalahkan perintah Allah itu…….
Muslimah: “Kalau aku juga sujud, aku akan lebih baik dan mulia”. Sama saja dengan jilbab. Jangan aturan berjilbab yang disalahkan, , “pakai jilbab tak semuanya baik,..semestinya..bla…bla…”
Pinky: kamu kayak lebih bagus aja tegur tegur aku, kau juga dulu jahat sekali dengan aku
Muslimah: Tidak terlarang dari Nabi untuk seseorang yang bahkan baru masuk Islam untuk lakukan dakwah kepada kaumnya. Maksudnya, dakwah itu keharusan…..
Muslimah: Selagi kamu masih Islam, dakwah itu wajib walaupun kamu sendiri masih belum berapa benarnya. Sekurang-kurangnya kamu itu  insaf dan bertaubat sekarang.. :)
Tini Pinky: Walau kami pakai baju seksi tapi yakin deh hati kami baik.!!
Muslimah: Adakah kamu mendakwa diri kamu mempunyai hati yang suci, iman yang tinggi dan kamu sudah cukup menjamin derajat keimananmu tanpa perlu menutup aurat?
Pinky: Pakai celana  ketat , itu hak kami. Kalau kamu tak suka , ya jangan lihat-lihat!
Muslimah: kamu berani jamin? bahwa semua lelaki  mempunyai hati suci dan iman tinggi untuk menahan godaan syaitan serta nafsu yang membeludak?
Tini Pinky: kami rasa apa yang kami pakai tak seksi. Kami hanya senang keindahan.  Terpulang kepada individu yang memandang kami.., so what??
Muslimah: Seksi atau tidak, kau tetap berdosa walaupun hanya menampilkan sehelai rambutmu.. :)
Pinky: Walau kami tak berjilbab, toh kami tetap sholat dan puasa…
Muslimah: Apakah kau yakin ibadahmu diterima? Kamu yakin cuma dengan berpuasa cukup menjamin bisa masuk syurga?
Pinky: Sukahati kamu sajalah. Kami tidak buat  susah hidup orang lain…
Muslimah: Kau sebenarnya sudah susahkan bapak, abang, adik, suami serta orang lain dengan menarik mereka ke neraka bersama kamu disebabkan mereka tidak menegur dan gagal mendidik kamu…
Pinky: Apa yang kami pakai ini, antara kami dengan Tuhan.! Dan tidak dengan kamu bahkan orang banyak !
Muslimah:  Kamu berani bicara di dunia, cobalah seberani ini kamu bicara kelak di depan Allah nanti? Ketahuilah melawan perintah Allah, satu aja kamu ingkari, kelak neraka tempatnya…Wallahu alam
Pinky: Bukan kami tidak ingin  menutup aurat, cuma masih belum sanggup aja sekarang.
Muslimah: Nyawa siapa yang tahu, Mati tidak mengenal usia. Tidak takut mati dalam usia muda? Nanti tidak sempat bertaubat….
Pinky: Jangan menuntut perubahan drastislah .. Slow-slow aja..
Muslimah: Boleh kamu bicara ke Malaikat Izrail ya nanti, hai malaikat tunggu sesaat! Slow slow aja ya . Jangan ambil  nyawa ku sekarang.. bisa begitu?
Pinky: Tutup aurat itu bagus tapi kami tidak mau munafik karena belum ikhlas melakukannya.!
Muslimah: Kalau begitu kamu sebenarnya memang munafik karena tidak ikhlas beragama Islam…
Pinky: ………………………
Muslimah: sekadar renungan kita bersama ya :)…itu pilihan kamu sendiri, dan konsekwensi kamu juga yang nanggungnya…
Dibahasakan dari mazeer mohamad

Wednesday 29 May 2013

Rendahkan Wanita dan Jadi Budaya Kapitalis

Rendahkan Wanita dan Jadi Budaya Kapitalis, Ketua MUI Tolak Miss World

 

JAKARTA (voa-islam.com) - Ketua MUI Pusat Bidang Seni dan Budaya, KH. A. Cholil Ridwan menegaskan penolakannya terhadap penyelenggaraan Miss World di Indonesia.

Kyai Cholil, sapaan akrabnya mengatakan mseki MUI secara kelembagaan tidak mengeluarkan rekomendasi, namun mempersilahkan kepada pimpinan komisi untuk menyampaikan penolakan tersebut.

“MUI secara kelembagaan tidak mengeluarkan rekomendasi apa pun, tetapi MUI mempersilahkan pimpinan komisi-komisi MUI secara pribadi,” kata KH. Cholil Ridwan dari ujung telepon kepada voa-islam.com, Selasa (28/5/2013).
...Sudah sering saya sampaikan penolakan Miss World. Karena tidak sesuai budaya ketimuran, tidak sesuai dengan akhlak syariah Islam...

Alasan bahwa Miss World harus ditolak karena acara tersebut budaya jahiliyah yang kini menjadi budaya kaum kapitalis dan tidak sesuai dengan syariah Islam.

“Sudah sering saya sampaikan penolakan Miss World. Karena tidak sesuai budaya ketimuran, tidak sesuai dengan akhlak syariah Islam dimana Indonesia mayoritas Muslim. Kemudian itu juga merupakan tradisi jahiliyah zaman dulu sebelum Islam dan sekarang menjadi budaya kalangan kapitalis,” jelasnya.

Selain itu, ajang Miss World hanya merendahkan martabat kaum wanita lantaran dijadikan sebagai komoditi industri kaum kapitalis.

“Merendahkan kaum wanita dan menjadikan wanita itu komoditi industri. Apakah bisnis pakaian bikini, industri kosmetika dan lain sebagainya. Itu berarti merendahkan derajat wanita,” tandasnya. [Ahmed Widad]

Mana Yang Teroris ?



Mana Yang Teroris ? Penyerangan Muslimah di London

Redaksi – Kamis, 20 Rajab 1434 H / 30 Mei 2013 05:34 WIB
muslimah londonDiperlihatkan dalam sebuah video , kejadian pada akhir tahun 2012  , sempat terekam CCTV , di mana seorang muslimah yang memakai jilbab  sedang berjalan di jalan di London, tidak diketahuinya, entah kenapa seseorang lelaki mengejarnya dari belakang dan langsung memukul dengan sangat keras,  mengakibatkan Muslimah itu terjerembab tak sadarkan diri. Diduga karena adanya anti Islam yang merebak di Inggris.
Adapun pelaku  seorang kulit putih yang melakukan pemukulan, segera meninggalkannya…
Mana yang menjadi teroris? (KH)
 

Monday 27 May 2013

Tolak Miss World! Budaya Kafir

Senin, 27 May 2013

Tolak Miss World! Budaya Kafir, Ajang Maksiat Eksploitasi Wanita

Demokrasi Bicara: “Miss World Bagian Dari Kebebasan Berekspresi”

Oleh : Siti Shofia
VOA-ISLAM.COM - Kontes kecantikan Miss World yang rencananya akan diselenggarakan pada 28 September mendatang di Sentul International Convention Center (SICC) Bogor Jawa Barat, mengundang pro dan kontra bagi masyarakat. Sebagian pihak yang pro menilai  bahwa dengan diadakannya ajang kontes kecantikan itu di Indonesia akan meningkatkan potensi pariwisata dalam negeri.

Hal tersebut tentu didukung oleh pejabat daerah dan para pengusaha terutama yang berkaitan dengan kontes kecantikan ini sebagai peluang untuk mempromosikan produk mereka. Di pihak lain menilai dengan diselenggarakannya acara tersebut justru akan merusak nilai-nilai moral masyarakat karena sarat kemaksiatan. Penolakan tesebut disampaikan terutama oleh ormas-ormas Islam.

Jika sebagian pihak menilai kegiatan tersebut dapat dimanfaatkan untuk sumber pendapatan (baik APBN/APBD atau kantung para pengusaha) misalnya untuk menarik para wisatawan lokal dan asing, maka ini dikatakan sebagai bentuk penghalalan segala cara demi keuntungan sebesar-besarnya tanpa memperhatikan substansi dari Miss World ini. Sebenarnya masih banyak cara lain yang lebih intelek untuk mempromosikan pariwisata kita.

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa dalam pemilihan ratu dunia/sejagat itu (baik Miss World, Miss Universe, Putri Indonesia, Miss Indonesia, dll) terdapat serangkaian kegiatan untuk memamerkan kecantikan dan penampilan fisik tubuh wanita meski dalam perkembangannya diselipkan ide 3B (Brain, Beauty, and Behavior).

Mereka (para kontestan ini) berlomba-lomba untuk menjadi wanita yang tercantik, dan terkadang mereka harus melakukan oprasi tubuh mereka. Para wanita lainnya seolah tak mau ketinggalan ingin tampil cantik seperti model-model ratu kecantikan idolanya.

Bukankah ini sebagai bentuk ‘eksploitasi wanita’ yang berbalut kemolekan? Wanita seolah dijadikan sebagai alat komoditi ekonomi. Kaum wanita yang seharusnya menjadi kaum yang terjaga dan terhormat, malah rela menggadaikan harga dirinya.

Di alam demokrasi ini orang-orang diharuskan untuk mengikuti ide westernisasi/globalisasi atas nama kebebasan berekspresi. Karena di dalam ide demokrasi terdapat 4 pilar kebebasan individu, yakni kebebasan berpendapat, kebebasan beragama, kebebasan kepemilikan, dan kebebasan berperilaku.

Dalam sistem ini setiap orang diberikan kesempatan untuk melakukan apapun sesuai keinginannya meski harus melanggar norma-norma agama dan moral. Maka tak heran segala macam bentuk kontes kecantikan dari mulai kontes kecantikan binatang, wanita, waria, sampai kemacho-an pria pun disukai orang-orang sekuler.

Kembali pada persoalan Miss World bahwa ajang kecantikan ini tidaklah patut diselenggarakan di negeri ini. Bagaimana mungkin penduduk yang mayoritas muslim ini menerima kontes yang sarat akan kemaksiatan? Miss World bukan budaya kita. Ini adalah budaya orang-orang Barat (kafir) untuk menanamkan ide kebebasan mereka yang disuntikan ke negeri-negeri muslim agar dapat diterima.

Bukankah Rasulullah saw sudah mengingatkan kita lewat sabdanya, dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘Anhu dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk darinya”. (HR. Abu Daud no. 4031, shahih). Sebagai seorang muslim hendaknya kita harus menyeleksi setiap budaya asing yang masuk ke negeri kita yang tidak sesuai dengan aturan dan prinsip-prinsip Islam.

Selama sistem kapitalisme-demokrasi masih berlangsung, maka selama itu pula orang-orang kafir dan sekuler akan mencari segala cara untuk mengubah pola pikir orang  agar menjadi liberal tanpa aturan. Sehingga efeknya adalah kaum muslim menjadi semakin enggan untuk diatur oleh syariat Islam. Ini berbahaya bagi keberlangsungan Islam dan umatnya.

Untuk itu, ajang Miss World ini harus ditolak disamping perlu upaya dari kita sebagai bagian dari kaum muslimin yang peduli untuk menyadarkan orang-orang akan bahaya diterapkannya aturan demokrasi ini. Sebagai solusinya adalah mengubah sistem yang rusak ini (demokrasi) dengan sistem Islam yang komprehensif yang mampu menjaga umat dari pola pikir liberalisme. [Widad]

Sunday 26 May 2013

Jeritan Wanita Barat



Jeritan Wanita Barat dan Kekagumannya Kepada Wanita Muslimah…

Redaksi – Minggu, 26 Mei 2013 17:44 WIB
jeritan wanita
Jeritan wanita barat dan kekagumannya kepada wanita Muslimah…
Joana Francis adalah seorang penulis dan wartawan asal AS. Dalam situs Crescent and the Cross, perempuan yang menganut agama Kristen itu menuliskan ungkapan hatinya tentang kekagumannya pada perempuan-perempuan Muslim di Libanon .
Apa yang ditulis Francis, meski ditujukan pada para Muslimah di Libanon, bisa menjadi cermin dan semangat bagi para Muslimah dimanapun untuk bangga akan identitasnya menjadi seorang perempuan Muslim, apalagi di tengah kehidupan modern dan derasnya pengaruh budaya Barat yang bisa melemahkan keyakinan dan keteguhan seorang Muslimah untuk tetap mengikuti cara-cara hidup yang diajarkan Islam.
Karena di luar sana, banyak kaum perempuan lain yang iri melihat kehidupan dan kepribadian para perempuan Muslim yang masih teguh memegang ajaran-ajaran agamanya. Inilah ungkapan kekaguman Francis sekaligus pesan yang disampaikannya untuk perempuan-perempuan Muslim dalam tulisannya bertajuk
“Kepada Saudariku Para Muslimah”;.
Aku menyaksikan perempuan-perempuan yang membawa bayi atau anak-anak yang mengelilingi mereka. Aku menyaksikan bahwa meski mereka mengenakan pakaian yang sederhana, kecantikan mereka tetap terpancar dan kecantikan itu bukan sekedar kecantikan fisik semata.
Tapi aku tidak bisa memungkiri kekagumanku melihat ketegaran, kecantikan, kesopanan dan yang paling penting kebahagiaan yang tetap terpancar dari wajah kalian.
Kelihatannya aneh, tapi itulah yang terjadi padaku, kalian tetap terlihat lebih bahagia dari kami ( perempuan AS) di sini karena kalian menjalani kehidupan yang alamiah sebagai perempuan. Di Barat, kaum perempuan juga menjalami kehidupan seperti itu sampai era tahun 1960-an, lalu kami juga dibombardir dengan musuh yang sama. Hanya saja, kami tidak dibombardir dengan amunisi, tapi oleh tipu muslihat dan korupsi moral.
Perangkap Setan
Mereka membombardir kami, rakyat Amerika dari Hollywood dan bukan dari jet-jet tempur atau tank-tank buatan Amerika.
Mereka juga ingin membombardir kalian dengan cara yang sama, setelah mereka menghancurkan infrastruktur negara kalian. Aku tidak ingin ini terjadi pada kalian. Kalian akan direndahkan seperti yang kami alami. Kalian dapat menghinda dari bombardir semacam itu jika kalian mau mendengarkan sebagian dari kami yang telah menjadi korban serius dari pengaruh jahat mereka.
Apa yang kalian lihat dan keluar dari Hollywood adalah sebuah paket kebohongan dan penyimpangan realitas.
Hollywood menampilkan seks bebas sebagai sebuah bentuk rekreasi yang tidak berbahaya karena tujuan mereka sebenarnya adalah menghancurkan nilai-nilai moral di masyarakat melalui program-program beracun mereka. Aku mohon kalian untuk tidak minum racun mereka.
Karena begitu kalian mengkonsumsi racun-racun itu, tidak ada obat penawarnya. Kalian mungkin bisa sembuh sebagian, tapi kalian tidak akan pernah menjadi orang yang sama. Jadi, lebih baik kalian menghindarinya sama sekali daripada nanti harus menyembuhkan kerusakan yang diakibatkan oleh racun-racun itu.
Mereka akan menggoda kalian dengan film dan video-video musik yang merangsang, memberi gambaran palsu bahwa kaum perempuan di AS senang, puas dan bangga berpakaian seperti pelacur serta nyaman hidup tanpa keluarga.
Percayalah, sebagian besar dari kami tidak bahagia.
Jutaan kaum perempuan Barat bergantung pada obat-obatan anti-depresi, membenci pekerjaan mereka dan menangis sepanjang malam karena perilaku kaum lelaki yang mengungkapkan cinta, tapi kemudian dengan rakus memanfaatkan mereka lalu pergi begitu saja.
Orang-orang seperti di Hollywood hanya ingin menghancurkan keluarga dan
meyakinkan kaum perempuan agar mau tidak punya banyak anak.
Mereka mempengaruhi dengan cara menampilkan perkawinan sebagai bentuk perbudakan, menjadi seorang ibu adalah sebuah kutukan, menjalani kehidupan yang fitri dan sederhana adalah sesuatu yang usang. Orang-orang seperti itu menginginkan kalian merendahkan diri kalian sendiri dan kehilangan imam. Ibarat ular yang menggoda Adam dan Hawa agar memakan buah terlarang. Mereka tidak menggigit tapi mempengaruhi pikiran kalian.
Aku melihat para Muslimah seperti batu permata yang berharga, emas murni dan mutiara yang tak ternilai harganya. Alkitab juga sebenarnya mengajarkan agar kaum perempuan menjaga kesuciannya, tapi banyak kaum perempuan di Barat yang telah tertipu.
Model pakaian yang dibuat para perancang Barat dibuat untuk mencoba meyakinkan kalian bahwa asset kalian yang paling berharga adalah seksualitas. Tapi gaun dan kerudung yang dikenakan para perempuan Muslim lebih “seksi” daripada model pakaian Barat, karena busana itu menyelubungi kalian sehingga terlihat seperti sebuah “misteri” dan menunjukkan harga diri serta kepercayaan diri para muslimah.
Seksualiatas seorang perempuan harus dijaga dari mata orang-orang yang tidak layak, karena hal itu hanya akan diberikan pada laki-laki yang mencintai dan menghormati perempuan, dan cukup pantas untuk menikah dengan kalian. Dan karena lelaki di kalangan Muslim adalah lelaki yang bersikap jantan, mereka berhak mendapatkan yang terbaik dari kaum perempuannya.
Tidak seperti lelaki kami di Barat, mereka tidak kenal nilai sebuah mutiara yang berharga, mereka lebih memilih kilau berlian imitasi sebagai gantinya dan pada akhirnya bertujuan untuk membuangnya juga.
Modal yang paling berharga dari para muslimah adalah kecantikan batin kalian, keluguan dan segala sesuatu yang membentuk diri kalian. Tapi saya perhatikan banyak juga muslimah yang mencoba mendobrak batas dan berusaha menjadi seperti kaum perempuan di Barat, meski mereka mengenakan kerudung.
Mengapa kalian ingin meniru perempuan-perempuan yang telah menyesal atau akan menyesal, yang telah kehilangan hal-hal paling berharga dalam hidupnya? Tidak ada kompensasi atas kehilangan itu. Perempuan-perempuan Muslim adalah berlian tanpa cacat. Jangan biarkan hal demikian menipu kalian, untuk menjadi berlian imitasi. Karena semua yang kalian lihat di majalah mode dan televisi Barat adalah dusta, perangkap setan, emas palsu.
Kami Butuh Kalian, Wahai Para Muslimah !
Aku akan memberitahukan sebuah rahasia kecil, sekiranya kalian masih penasaran; bahwa seks sebelum menikah sama sekali tidak ada hebatnya.
Kami menyerahkan tubuh kami pada orang kami cintai, percaya bahwa itu adalah cara untuk membuat orang itu mencintai kami dan akan menikah dengan kami, seperti yang sering kalian lihat di televisi
. Tapi sesungguhnya hal itu sangat tidak menyenangkan, karena tidak ada jaminan akan adanya perkawinan atau orang itu akan selalu bersama kita.
Itu adalah sebuah Ironi! Sampah dan hanya akan membuat kita menyesal.
Karena hanya perempuan yang mampu memahami hati perempuan. Sesungguhnya perempuan dimana saja sama, tidak peduli apa latar belakang ras, kebangsaan atau agamanya.
Perasaan seorang perempuan dimana-mana sama. Ingin memiliki sebuah keluarga dan memberikan kenyamanan serta kekuatan pada orang-orang yang mereka cintai.
Tapi kami, perempuan Amerika, sudah tertipu dan percaya bahwa kebahagiaan itu ketika kami memiliki karir dalam pekerjaan, memiliki rumah sendiri dan hidup sendirian, bebas bercinta dengan siapa saja yang disukai.
Sejatinya, itu bukanlah kebebasan, bukan cinta. Hanya dalam sebuah ikatan perkawinan yang bahagialah, hati dan tubuh seorang perempuan merasa aman untuk mencintai.
Dosa tidak akan memberikan kenikmatan, tapi akan selalu menipu kalian. Meski saya sudah memulihkan kehormatan saya, tetap tidak tergantikan seperti kehormatan saya semula.
Kami, perempuan di Barat telah dicuci otak dan masuk dalam pemikiran bahwa kalian, perempuan Muslim adalah kaum perempuan yang tertindas. Padahal kamilah yang benar-benar tertindas, menjadi budak mode yang merendahkan diri kami, terlalu resah dengan berat badan kami, mengemis cinta dari orang-orang yang tidak bersikap dewasa.
Jauh di dalam lubuk hati kami, kami sadar telah tertipu dan diam-diam kami mengagumi para perempuan Muslim meski sebagian dari kami tidak mau mengakuinya. Tolong, jangan memandang rendah kami atau berpikir bahwa kami menyukai semua itu. Karena hal itu tidak sepenuhnya kesalahan kami.
Sebagian besar anak-anak di Barat, hidup tanpa orang tua atau hanya satu punya orang tua saja ketika mereka masih membutuhkan bimbingan dan kasih sayang.
Keuarga-keluarga di Barat banyak yang hancur dan kalian tahu siapa dibalik semua kehancuran ini. Oleh sebab itu, jangan sampai tertipu saudari muslimahku, jangan biarkan budaya semacam itu mempengaruhi kalian.
Tetaplah menjaga kesucian dan kemurnian. Kami kaum perempuan Kristiani perlu melihat bagaimana kehidupan seorang perempuan seharusnya. Kami membutuhkan kalian, para Muslimah, sebagai contoh bagi kehidupan kami, karena kami telah tersesat. Berpegang teguhlah pada kemurnian kalian sebagai Muslimah dan berhati-hatilah !.
sumber :
note seorang sahabat
Ahmad Come- Mahlili Yusup

Wednesday 22 May 2013

Nasehat Ibu kepada Putrinya



Nasehat Ibu kepada Putrinya : Jadilah Engkau Bidadari di Sisinya

Redaksi – Rabu, 12 Rajab 1434 H / 22 Mei 2013 11:30 WIB
ibu anak
Perceraian pada saat ini menunjukkan angka statistik yang cukup tinggi.,apa sebenarnya yang menjadikan perceraian  cenderungan mudah terjadi akhir-akhir ini? Masalah gender kah..maklum jika kaum wanita semakin pintar saat ini karena pendidikan yang terbuka luas…(seluas-luasnyahingga keluar batas dien kita ..?)  Mungkin pemaparan berikut ini bisa kita kaji.
Ada beberapa kemungkinan yang menjadi pemicunya. Antara lain istri yang tidak memahami hak-hak suaminya atau suami yang tidak memahami hak-hak istrinya hingga terjadi sikap saling tidak memahami di antara keduanya. Ketidak pahaman seorang istri bisa jadi disebabkan kurangnya bekal ilmu dan pengarahan membina rumah tangga yang diberikan ibunya sebelum meikah.
Selain itu ,kita sering membaca dan mendengar , faktor orang tua ( ibu ) bisa jadi turut membantu menghancurkan rumah tangga anak putrinya. Saat terjadi perselisihan kecil antara sang putri dengan suaminya, sang ibu langsung memanggil putri ke rumahnya. Kemudian tanpa kesadaran dari sang ibu pun memenangkan hati dan keinginan putrinya secara sepihak.
Bagaimana seharusnya sikap ibu yang dianjurkan terhadap putrinya yang akan menginjak jenjang rumah tangga ? diperlukan sikap bijak yaitu dengan memperhatikan kemaslahatan secara utuh bagi kedua belah pihak . Karenanya mereka membantu putrinya dengan memberi nasehat tulus unutk membantunya mewujudkan kebahagiaan, ketenangan, dan kemapanan rumah tangga putrinya.
Simak kisah berikut ini. Sang Ibu yang memberikan bekal kepada putrinya yang akan menikah,
” wahai putriku …, andaikan nasihat sudah tidak dibutuhkan karena kemajuan  sastra, tentu ibu tidak akan memberikan nasihat ini. Akan tetapi , nasihat itu dapat mengingatkan orang yang lalai dan membantu orang yang sedang sadar. Andaikata wanita tidak butuh suami karena merasa cukup dengan kedua orang tuanya , tentu ibumu adalah orang yang merasa cukup tanpa suami. Akan tetapi , kaum wanita dicipta untuk kaum laki-laki dan kaum laki-laki dicipta untuk wanita.
Wahai putriku ….sesungguhnya engkau akan meninggalkan rumah tempat kamu dilahirkan dan kehidupan  yang telah membesarkanmu, untuk berpindah kepada seorang laki-laki yang belum kamu kenal dan teman hidup yang baru. Karena itu jadilah budak wanita baginya, tentu ia juga akan menjadi budak bagimu. Pelihara sepuluh sifat terhadapnya…tentu ia akan menjadi perbendaharaan yang baik untukmu.
Pertama  dan kedua khidmat dengan rasa puas ; serta taat dan baik kepadanya.
Yang ketiga dan keempat adalah memperhatikan tempat pandangannya ,  penciumannya , jangan sampai memandang yang buruk darimu dan yang kurang sedap aroma darimu,
Yang kelima ,dan keenam memperhatikan waktu makan dan tidurnya. Sebab lapar yang berlarut dan tidur yang terganggu dapat menimbulkan serta mengobarkan amarah.
Ketujuh dan kedelapan adalah menjaga menjaga hartanya dan memelihara kehormatan serta keluarganya. Pokok persoalan dalam harta adalah baik dalam membuat anggaran, sedang pokok persoalan dalam  keluarga adalah manjem,en yangbaik.
Kesembilan dan kesepuluh adalah jangan membangkang perintahnya dan jangan membuka rahasianya. Sebab bila kamu tidak menaati perintahnya berarti kamu telah melukai hatinya. Bila kamu membuka rahasianya maka kamu tidak akan merasa aman dari penghianatannya.
Kemudian jauhilah olehmu bergembira dihadapannya saat ia sedang dan bersedih , dan bersedih di hadapannya saat ia sedang bergembira. Sebab sikap  yang pertama kelengahan terhadap kewajiban , sedang sikap kedua adalah termasuk pengacau. Jadilah kamu orang yang sangat menghormatinya, tentu ia akan sangat memuliakanmu. Jadilah kamu orang yang selalu sepakat dalam kebaikan dengannya, tentu ia akan sangat belas kasihan dan sayang kepadamu.
Ketahuilah, sesungguhnya kamu tidak akan sampai pada yang diinginkan, hingga kamu mendahulukan keridhaannya dari keridhaanmu, dan mendahulukan kesenangannya dari kesenanganmu. Baik itu dalam hal yang kamu sukai atau kamu benci dan Allah akan memberkahi dirimu..”
Sungguh, ini merupakan nasihat yang menyimpan nilai-nilai mulia. Sekarang , saya persembahkan nasihat ini kepada para ibu yang menginginkan kebahagiaan dan kedamaian bagi putri-putri mereka yang akan menikah
Rasulullah Saw Bersabda : “ Jauhilah oleh mu Kufrul Mun’amin. Saya bertanya,” wahai Rasulullah apakah Kufrul Mun’amin itu Beliau menjawab,” Mungkin salah seorang dari kalian lama beriman saat disisi kedua orangtuanya. Kemudian Allah mengkaruniakan suami kepadanya  dan mengkaruniakan putra kepadanya dari suami terebut, lantas ia marah dengan kemarahan yang menyebabkan ia kufur, ia mengatakan kepada suaminya ,” Saya tidak mengetahui satu kebaikan pun darinya..” (Silsilah Hadits Shahih , jilid 2. Nomor Hadits : 823)

Wahai putriku…jadilah engkau bidadari di sisinya…(Najib Khalid Al Amir)

Tuesday 21 May 2013

“ Sederhana”



“ Sederhana” di Kala Kaya dan Fakir

Redaksi – Selasa, 11 Rajab 1434 H / 21 Mei 2013 19:46 WIB
muslimah bayangan

Wahai saudariku..sikap seorang muslimah yang selalu bersikap sederhana penuh syukur   dapat menghindarkan dirinya dari Adzab Allah.
Annas bin Malik meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda :
“Tiga hal yang menyelamatkan: Takut kepada Allah dalam kondisi tersembunyi dan terang-terangan, bersikap adil di kala ridha dan marah, hidup sederhana di kala fakir dan kaya..”
“Al qasdu” atau bersikap menengah dalam segala hal . Kata menengah – memberikan arti jauh dari sifat berlebih-lebihan dan juga terhindar dari sikap pelit. Melebihi standar adalah berlebihan dan kurang dari seharusnya adalah pelit..Keduanya dicela oleh syariat yang hanif ini.
Allah subhanahu wa Ta’ala berfirman :
Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan jangan pula kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan  dan menyesal (AL Isra;29).
Sosok wanita yang boros (berlebihan) di atas digambarkan dengan orang yang terlalu mengulurkan tangan, sehingga tak ada sesuatu pun yang  tersisa di tangannya. Sosok demikian hanya akan mendapatkan kerugian dan penyesalan.
Sosok kedua adalah wanita muslimah yang taat beragama dan berahlak mulia, akan senantiasa hidup bersahaja selamanya. Ketika bergembira apa yang dilakukannya …? tidak dengan mengumbar pekikan ataupun bersuka ria dicafe dan pesta, tetapi ia ingat kepada Rabb dan bersyukur kepada-Nya.     Dan dikala sedih ?…ia bersabar dan ridho atas bencana yang menimpanya, dikala sebagian lain muslimah kita ber-curhat di media sosial atau kepada teman yang tidak membawa kebaikan dan solusi untuknya . Tidak pernah terdengar darinya kecuali kalimat hamdalah.
Alhamdulillah yang telah mengkaruniakan nikmat kepadaku setelah kefakiran
Alhamdulillah yang telah menolongku setelah lemah
Alhamdulillah yang telah membuatku sehat setelah sakit
Alhamdulillah yang telah memudahkanku setelah susah
Begitu pula di kala kaya dengan kelapangan dan kenikmatan hidup , kalimat syukur selalu diucapkannya .
Pun  ketika fakir ia tak akan melupakan ketaatan kepada Rabbnya dengan dalih sibuk mencari nafkah, dan tidak akan surut mencari ridhaNya dengan alasan sulitnya cobaan. Akan tetapi muslimah  dalam kondisi demikian mencapai puncak ridha dari Rabbnya terhadap qadha dan qadarNya. Ia senantiasa berkaca saat duka lara , menutupi apa yang telah menimpa dan tidak pernah mengadu kepada seorang pun kecuali kepada Rabbnya, mengadukan padaNya akan penderitaan dan kesedihan serta mengharap maaf dan ridhaNya.
Wahai saudariku..
Apakah kamu telah meraup manfaat dengan hal yang menjamin keselamatan di atas? Inilah yang sesungguhnya yang kita butuhkan kelak dan idam-idamkan… Wallahu’alam
(Majdi Fathi As-Sayyid;Penghapus dosa-dosa wanita , al Kautsar)

Sunday 19 May 2013

Pelarangan Hijab.



Pemerintah Nigeria larang hijab di semua sekolah negeri

Ahad, 9 Rajab 1434 H / 19 Mei 2013 10:30
Pemerintah Nigeria larang hijab di semua sekolah negeri
LAGOS (Arrahmah.com) – Sebuah kelompok Muslim terkemuka Nigeria telah mengutuk larangan tentang penggunaan hijab bagi siswa Muslim di semua sekolah negeri Lagos. Kelompok ini menyebut larangan itu sebagai pelanggaran hak-hak dasar para siswa untuk mempraktekkan agama mereka, seperti dilansir On Islam pada Sabtu (18/5/2013).
“Sebagai badan alumni Muslim di seluruh negeri dan luar negeri, kami belum mendengar adanya negara atau sekolah negeri manapun yang penggunaan hijabnya menyebabkan kebingungan atau melanggar hukum dan ketertiban,” kata Obafemi Awolowo, anggota Asosiasi Muslim ( UNIFEMGA), dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh surat kabar Premium Times.
“Jika, pemerintah Lagos, atau Kementerian tahu bahwa para siswi tersebut memang perlu memakai hijab ketika mereka sholat atau membaca Al-Qur’an, lantas mengapakah mereka tidak diizinkan untuk mengenakanya setiap waktu,” pernyataan yang ditandatangani oleh kelompok Presiden Nasional, Prof Wahab Egbewole dan Abdur-Rahman Balogun, pejabat National Public Relations, menambahkan.
Pemerintah Lagos telah melarang pemakaian hijab di sekolah. Pakaian muslim juga dilarang di kebanyakan negara barat.
Muslim Lagos telah menggugat pemerintah supaya mengizinkan siswi Muslim mengenakan hijab di sekolah.
Para pemimpin Muslim mengatakan bahwa pelarangan hijab melanggar hak-hak keagamaan siswa Muslim sebagaimana diuraikan dalam Konstitusi.
“Kami ingin mengatakan dengan tegas bahwa bahkan dalam demokrasi maju, hak dasar menjamin siswi Muslim untuk berpakaian sesuai dengan kepercayaan mereka.”
Islam menegaskan hijab sebagai kode wajib berpakaian, bukan simbol agama yang menampilkan afiliasi seseorang.
Pakaian Muslim telah menjadi sorotan sejak Perancis melarang pemakaiannya di sekolah negeri pada tahun 2004. Sejak saat itu, beberapa negara yang phobia terhadap Islam telah mengikuti langkah diskriminatif Perancis tersebut.
Para pemimpin Muslim menolak tuduhan pemerintah Nigeria bahwa hijab dapat menyebabkan perpecahan dalam masyarakat.
“Ini tidak dapat diterima dan menggelikan bahwa pemakaian hijab akan menciptakan kebingungan dan melanggar hukum seperti yang diklaim oleh komisaris selama konferensi pers-nya pada hari Selasa,” kata UNIFEMGA dalam pernyataannya.
“Hal ini sebenarnya merupakan penghinaan pada kepercayaan kita, mereka menyamakan hijab dengan kebingungan atau pelanggaran hukum.”
Mereka juga mengecam seruan bagi umat Islam untuk mendaftarkan anak-anak mereka di sekolah swasta jika mereka ingin anak-anak mereka mengenakan hijab.
“Hal ini juga menghina kolektivitas kepercayaan kita untuk mengatakan bahwa umat Islam harus menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah swasta jika mereka ingin [anak-anak] mereka mengenakan hijab!” tambah pernyataan itu.
“Harus ditekankan bahwa sekolah-sekolah negeri dikelola dengan pajak kami dan kami memiliki hak untuk mendapatkan keuntungan dari penggunaannya.”
“Kami mengajukan protes kami bahwa pelarangan hijab di sekolah negeri Lagos ini melawan hak asasi manusia Muslim dan kami tidak akan membiarkan hak dasar kami diinjak-injak dengan impunitas.”
“UNIFEMGA mendesak Pemerintah Negara Bagian Lagos untuk membalikkan keputusan yang tidak populer dan tidak beriman ini, demi kepentingan perdamaian, persatuan, harmoni, kesetaraan dan keadilan.”
Muslim dan Kristen, masing-masing merupakan 55 dan 40 persen dari 140 juta penduduk Nigeria. Muslim tinggal di bagian utara, sedangkan Kristen di bagian selatan Nigeria.
Ketegangan etnis dan agama telah menggelegak selama beberapa tahun terakhir, didorong oleh dekade kebencian antara kelompok penduduk asli, sebagian besar Kristen atau animis yang berlomba-lomba untuk menguasai lahan pertanian yang subur, dengan para imigran dan pendatang dari Hausa di bagian utara, yang merupakan kaum Muslimin. (banan/arrahmah.com)

Saturday 18 May 2013

Penistaan Martabat Perempuan



SiraajSabtu, 8 Rajab 1434 H / 18 Mei 2013 11:00
Penistaan Martabat Perempuan
Oleh: Dr. Adian Husaini
(Arrahmah.com) – Lazimnya,perempuan biasanya ingin tampil cantik, dan senang dipuji kecantikannya.  Sementara laki-laki  lazimnya senang memandang kecantikan perempuan.  Keinginan naluriah itu ada pada manusia. Rasulullah saw pun memberitahukan, bahwa perempuan dikawini karena empat hal: kecantikannya, hartanya, nasabnya, dan juga agamanya. Nabi memerintahkan untuk mengutamakan faktor agama, jika rumah tangganya mau selamat. Toh, faktor cantik tidak dilarang untuk dijadikan sebagai pertimbangan. Sebab, itu memang naluriah laki-laki normal.
Al-Quran juga menjelaskan, salah satu syahwat dunia adalah kecintaan kepada perempuan, anak-anak, harta perniagaan,emas dan perak, sawah ladang, dan peternakan. (QS 3:14).
Islam bukanlah agama yang membunuh naluri manusia, sehingga melarang pemeluknya untuk menikah dengan alasan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tapi, Islam juga bukan agama yang memerintahkan umatnya untuk mengumbar nafsu syahwatnya.  Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia.  Islam menunjung tinggi prinsip keadilan.Islam tidak membunuh hawa nafsu, tetapi mengendalikan dan mengatur hawa nafsu, sesuai dengan konsep Sang Pencipta, agar manusia meraih kebahagiaan (sa’adah); bukan sekedar meraih kepuasan syahwat jasmaniah.
Seperti telah kita bahas dalam CAP-359, peradaban Barat yang mencengkeram pemikiran manusia modern saat ini, adalah peradaban yang secara ekstrim memuja ‘materi’.
Unsur-unsur fisik dieksploitasi untuk kepuasan syahwat secara berlebihan.  Sementara unsur “jiwa” (nafs) diabaikan, dan diserahkan kepada kendali syahwat. Peradaban Barat modern adalah peradaban yang memuja “kekuasaan, kekayaan, kecantikan, dan kepopuleran” (power, wealth, beauty, popularity).  Dalam posisi seperti inilah, aspek kecantikan perempuan mendapatkan tempatnya. Para desainer dan juru gambar berusaha keras bagaimana mengeksploitasi dan mendandani tubuh perempuan agar “memuaskan”,  menarik,  dan membangkitkan syahwat laki-laki.  Para manajer  eksploitasi syahwat itu tahu persis, bagian-bagian mana dati tubuh perempuan yang harus dibuka dan bagian mana yang harus ditutup, agar – kata mereka – tampak indah, cantik, dan menarik.
Dunia industri kapitalis  yang tidak peduli halal-haram pun tak lupa memanfaatkan (mengeksploitasi) tubuh perempuan agar menjadi daya tarik konsumen, meskipun terkadang, tak ada hubungan antara produk dan tubuh perempuan. Misal, ditampilkannya perempuan seksi untuk mengiklankan produk ban dan cat pengkilat mobil.  Tentu, perancang iklan itu paham betul, bahwa tampilnya perempuan cantik  dengan pakaian ala kadarnya bisa membangkitkan minat (syahwat) pembeli.
Mantan Menteri P&K, Dr.Daoed Joesoef memberikan kritik keras terhadap kontes-kontes kecantikan, dengan menyebutkan bahwa: “Pemilihan ratu-ratuan seperti yang dilakukan sampai sekarang adalah suatu penipuan, di samping pelecehan terhadap hakikat keperempuanan dari makhluk (manusia) perempuan. Tujuan kegiatan ini adalah tak lain dari meraup keuntungan berbisnis, bisnis tertentu; perusahaan kosmetika, pakaian renang, rumah mode, salon kecantikan, dengan mengeksploitasi kecantikan yang sekaligus merupakan kelemahan perempuan, insting primitif dan nafsu elementer laki-laki dan kebutuhan akan uang untuk bisa hidup mewah.” (Dikutip dari buku  “Dia dan Aku: Memoar Pencari Kebenaran”(Jakarta: Kompas, 2006).
Itulah sebenarnya tujuan utama kegiatan kontes kecantikan. Yakni, eksploitasi tubuh perempuan untuk keuntungan bisnis tertentu. Ironisnya, kegiatan bisnis ini dikemas dengan jargon-jargon sosial bahkan pendidikan. Seolah-olah, kontes kecantikan perempuan adalah untuk mengangkat harkat dan martabat perempuan.  Padahal, menurut Daoed Joesoef, semua itu adalah bohong belaka. Praktik kontes perempuan lebih merupakan bentuk eksploitasi terhadap perempuan.  Pakaian yang ala kadarnya – biasanya berupa bikini dan sejenisnya – disyaratkan untuk dikenakan pada sesi tertentu agar tubuh kontestan dapat dilihat dan diukur dengan jelas.
Kata Daoed Joesoef: “Namun tampil berbaju renang melenggang di catwalk, ini soal yang berbeda. Gadis itu bukan untuk mandi, tapi disiapkan, didandani, dengan sengaja, supaya enak ditonton, bisa dinikmati penonjolan bagian tubuh keperempuanannya, yang biasanya tidak diobral untuk setiap orang… setelah dibersihkan lalu diukur badan termasuk buah dada (badan)nya dan kemudian diperas susunya untuk dijual, tanpa menyadari bahwa dia sebenarnya sudah dimanfaatkan, dijadikan sapi perah. Untuk kepentingan dan keuntungan siapa?”
Itu pendapat Dr. Daoed Joesoef yang dikenal sebagai salah satu tokoh sekuler di Indonesia. Jika tokoh sekuler saja berani bersikap tegas, seyogyanya para tokoh Islam – apalagi yang sedang memegang kendali kekuasaan – berani bersikap lebih tegas lagi. Substansi dari kontes kecantikan yang mengumbar dan mengeksploitasi keindahan tubuh perempuan adalah pola pikir dan kegiatan yang keliru. Dalam istilah Islam, itu disebut hal yang batil dan mungkar. 
Kata Rasulullah, jika seorang melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan ‘tangan’-nya; jika tidak mampu, dengan lisan (ucapannnya); dan jika tidak mampu juga,  maka ubahlah dengan hatinya. Tapi, ingkar dengan hati, tidak rela dan benci terhadap kemungkaran, adalah selemah-lemahnya iman.
Tentu saja orang bisa melihat pada sisi yang berbeda. Tergantung pada cara pandangnya terhadap realitas (worldview). Seorang yang berpaham materialisme dan sekulerisme tidak mempersoalkan masalah moral terhadap kontes semacam ini. Haram-halal, berdosa atau berpahala, ibadah atau maksiat, bukanlah hal penting bagi kaum materialis.  Bagi mereka yang terpenting adalah kelimpahan materi, ketenaran, dan puja-pujian terhadap kecantikannya.
Cobalah renungkan, betapa kasihannya orang yang terjangkit pemikiran semacam ini. Ia salah. Ia tanpa sadar telah dikendalikan oleh setan untuk mengumbar hawa nafsunya. Hawa nafsu telah dijadikan Tuhan. Orang seperti ini, sudah tertutup mata, telinga, dan hatinya dari kebenaran. (QS 45:23). 
Al-Quran menyebutkan, bahwa orang yang merasa benar dan merasa telah berbuat baik, padahal amalnya sesat dan salah, adalah manusia yang paling merugi amalnya. (QS 18:103-104).
Kecantikan bagi seorang perempuan adalah karunia dan sekaligus ujian Allah bagi si perempuan. Harusnya, kecantikannya digunakan untuk beribadah dan dakwah. Ironisnya, biasa kita saksikan, perempuan-perempuan yang terjebak oleh bujuk rayu setan agar mengeksploitasi kecantikan dan kemolekan tubuhnya untuk menggoncang-goncang syahwat lawan jenisnya. Dan itu tentu ada imbalan yang menggiurkan, berupa kemikmatan hidup duniawi.
Untuk tampil cantik – tepatnya untuk dikatakan cantik – sebagian perempuan  mau melakukan tindakan hina dengan membuka auratnya. Padahal, jika dirnungkan dengan hati tulus ikhlas, jika jutaan orang sudah memuji-muji kecantikannya, apakah si perempuan akan bahagia? 
Seorang yang menggantungkan hidupnya pada pujian manusia, tidaklah akan pernah meraih bahagia sejati.  Segala puji hanya layak dipanjatkan kepada Allah. Bukan manusia yang patut dipuji degan melupakan Allah. Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Sebab. kecantikan,   ketampanan, ketenaran, kekayaan, kekuasaan, dapat diraih seseorang hanya karena atas ijin dan karunia Allah. Jika Allah menghendaki, dalam sekejap, semua kecantikan yang dipuja-puja itu bisa sirna.
Si empunya kecantikan sepatutnya mau berpikir, bahwa tak lama lagi, kecantikannya akan pudar . Kecantikan yang diumbar dan ‘dijualnya’ akan sirna. Puji-pujian itu pun akan hilang.  Bersamaan dengan itu, muncullah perempuan-perempuan yang lebih cantik dan lebih menarik dari dia. Sungguh kasihan, jika seorang menggantungkan kebahagiannya pada pujian orang. Sebab, itu tak kan diraihnya. Pujian manusia bisa buat puas sementara waktu. Bukan kebahagiaan yang hakiki yang hanya bisa diraih oleh orang taqwa.
Martabat perempuan
Jurnal Islamia-Republika edisi 18 April 2013 menurunkan laporan utama tentang martabat perempuan dalam pandangan Islam. Dalam artikelnya, “Teologi Perempuan dalam Islam”, Fahmi Salim – Wasekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) –  mengungkapkan kisah seorang sahabat perempuan bernama Asma’ binti Yazid yang mengajukan aspirasi kaumnya kepada Rasulullah saw.  Di zaman “pemaksaan paham kesetaraan gender” saat ini, aspirasi Asma’ perlu kita renungkan.
Ketika itu, Asma’ mendatangi Rasulullah, saat beliau sedang berkumpul dengan sejumlah sahabat laki-laki.  Berikut aspirasi kepada Rasulullah:  “Demi Allah yang menjadikan ayah dan ibuku tebusanmu wahai Rasulullah, aku adalah perwakilan seluruh muslimah. Tiada satu pun diantara mereka saat ini kecuali berpikiran yang sama dengan aku. Sungguh Allah telah mengutusmu kepada kaum laki-laki dan perempuan, lalu kami beriman dan mengikutimu. Kami kaum hawa terbatas aktivitasnya, menunggui rumah kalian para suami, dan yang mengandungi anak-anak kalian. Sementara kalian kaum lelaki dilebihkan atas kami dengan shalat berjamaah, shalat jumat, menengok  orang sakit, mengantar jenazah, bisa haji berulang-ulang, dan jihad di jalan Allah. Pada saat kalian haji, umrah atau berjihad, maka kami yang jaga harta kalian, menjahit baju kalian dan mendidik anak-anak kalian. Mengapa kami tidak bisa menyertai kalian dalam semua kebaikan itu?”
Rasul melihat-lihat para sahabatnya dan berkata, “Tidakkah kalian dengar ucapan perempuan yang bertanya tentang agamanya lebih baik dari Asma’?”
“Tidak wahai Rasul,” jawab sahabat.
Beliau lalu bersabda, “Kembalilah wahai Asma’ dan beritahukan kaummu bahwa melayani suami kalian, meminta keridhaannya, dan menyertainya ke mana pun ia pergi pahalanya setara dengan apa yang kalian tuntut”. Asma’ lalu pergi keluar seraya bertahlil dan bertakbir kegirangan. Kisah diatas direkam oleh Abu Nu’aim al-Asbahani dalam kitab Ma’rifat al-Shahabah (Vol.22/420).
Aspirasi Asma’ berbeda secara substansial dengan aspirasi kaum pegiat kesetaraan gender saat ini. Asma’ tidak menuntut kesetaraan secara nominal; bahwa perempuan dan laki-laki harus sama-sama aktif di ruang publik untuk kemajuan pembangunan. Perempuan yang aktif mendidik anak-anaknya di rumah dengan sungguh-sungguh tidak dianggap telah berpartisipasi dalam pembangunan. Yang dituntut oleh Asma’ adalah kesetaraan substansial, bukan kesetaraan nominal. Peran bisa berbeda. Tapi,peluang untuk meraih pahala dari Allah adalah sama besarnya.
Karena itulah, setelah Rasulullah memberitahukan bahwa istri yang taat dan diridhai suami serta menyertai suaminya, mendapatkan pahala yang sama dengan pahala suaminya, maka Asma’ bertakbir kegirangan. Asma’ tidak menuntut peran yang sama dengan laki-laki. Yang dituntut adalah pahala dari Allah. Sungguh berbeda tuntutan Asma’ dengan aktivis gender yang tidak menggunakan logika pahala dan ibadah saat merumuskan paham “kesetaraan gender” sekuler.
Akibat adanya kekeliruan dalam menggunakan tolok ukur “martabat perempuan”  maka pemerintah dan DPR telah sepakat untuk menetapkan angka minimal untuk pengurus perempuan dalam partai politik adalah 30 persen. Peneliti INSISTS, Dr. Dinar Dewi Kania dalam artikelnya yang berjudul “Martabat dan Keterwakilan Perempuan”, mengupas secara tajam kekeliruan cara pandang UU  nomor 8 tahun 2012 tentang Pemilihan Umum dan UU No  2 tahun 2011 tentang Partai Politik  dalam kaitan dengan martabat perempuan. Kedua  Undang-Undang itu  telah memberi mandat kepada  partai politik  untuk melibatkan perempuan sekurang-kurangnya 30%  dari daftar caleg yang diusulkan partai politik peserta pemilu.
“Umat Islam seharusnya dapat lebih jeli menilai bahwa aturan tentang kuota caleg perempuan berpotensi mengalihkan perhatian perempuan dari  peran utama mereka sebagai ibu dan pendidik anak-anak di rumah.  Bahkan, dalam paham ini, tugas dan peran sebagai Ibu rumah tangga dipandang sebelah mata, dianggap tidak lebih mulia ketimbang aktif di parlemen. Apakah mereka berpikir, bahwa dengan “memaksa” perempuan aktif di ruang publik dan meninggalkan keluarga, maka laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim dapat lebih leluasa bergaul sampai larut malam, demi “kemajuan bangsa”? Sementara suami harus menjaga anak-anak bersama pembantu di rumah, menunggui istrinya pulang dari raker berhari-hari di luar kota?” tulis Dr. Dinar Kania.
Seorang Muslim pasti memiliki cara pandang yang khas terhadap “martabat perempuan”. Cara pandang muslim berlandaskan pada prinsip keadilan dalam Islam. Islam  mengajarkan pemeluknya agar berperilaku adil kepada seluruh umat  manusia tanpa memandang harta, kedudukan atau jenis kelamin. Allah swt telah menegaskan, bahwa” …. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” Dengan ayat ini, ajaran Islam secara tegas menetapkan bahwa   nilai kemuliaan seorang manusia diukur dari iman,  ketinggian akhlak dan perbuatan-perbuatan baiknya.
Menyimak kekeliruan dan ketidakberadaban kontes-kontes kecantikan, kita berharap tidak ada orang Muslim yang ikut-ikutan mendukung berbagai jenis kontes kecantikan, semisal kontes Miss World. Jadi, kontes Miss World bukanlah hanya soal baju, tapi soal penetapan dan pemberian penghargaan martabat perempuan yang keliru. Tidaklah tepat jika ada pemimpin daerah yang menyetujui acara semacam itu, hanya karena pada kontes kali ini tidak lagi diperagakan parade  bikini.  Andaikan kontes Miss World menggunakan mukena sekali pun,  kontes semacam itu tetap keliru, sebab martabat utama perempuan dinilai berdasarkan unsur utama kecantikan fisiknya.   Kontes semacam ini sudah salah menetapkan martabat perempuan.
Tulisan ini hanyalah sekedar bentuk taushiyah kepada sesama Muslim, yang masih terlibat dalam acara Miss World dan sejenisnya. Semoga mereka menyadari kekeliruannya. Cobalah bayangkan, andaikan di Hari Akhir nanti, penyelenggara acara kontes atau pemimpin daerah yang menyetujui acara itu, ditanya oleh Allah SWT! Apa jawab mereka? Apakah mereka merasa telah beramal shalih, karena berhasil mendatangkan devisa? Apa bedanya dengan meraih penghasilan dari pajak pelacuran dan perjudian?
Rasulullah bersabda: “Dua golongan ahli neraka yang belum pernah saya lihat sebelumnya: para lelaki yang membawa cambuk di tangannya seperti ekor sapi yang digunakan untuk mencambuk manusia, dan perempuan-perempuan yang berpakaian tetapi telanjang, sesat dan menyesatkan. Kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Mereka tidak akan masuk surga, bahkan tidak mencium baunya.” (HR Muslim).
Sebagai pengemban perjuangan risalah kenabian, tugas kita hanyalah menyampaikan titah baginda Rasul saw tersebut kepada umat manusia, apa pun agamanya. Semoga bermanfaat bagi yang mau mengikuti petunjuk-Nya.
Penulis Ketua Program Doktor Pendidikan Islam – Universitas Ibn Khaldun Bogor. Catatan Akhir Pekan [CAP] adalah hasil kerjasama Radio Dakta 107 FM dan hidayatullah.com
(hidayatullah/arrahmah.com)

Thursday 16 May 2013

Melepas Belenggu Nasib Kaum Hawa



Redaksi – Kamis, 6 Rajab 1434 H / 16 Mei 2013 13:41 WIB
akhwat bayang
            Perempuan, siapa yang tak mengenal sosoknya? Setiap saat perbincangan tentang perempuan memang tak pernah habis. Di acara-acara televisi, di koran-koran, tabloid, majalah, jejaring sosial, semua membicarakannya. Memang, keindahan makhluk bernama perempuan serta kepribadiannya yang menakjubkan menjadi objek pemerhati yang tak pernah basi. Namun tak dapat dipungkiri, semua orang kini hanya terfokus pada hal-hal baik dari perempuan saja, sedangkan sisi gelap darinya jarang terungkap. Apa saja kah sisi gelap itu?
Beribu-ribu wanita menjadi budak di negeri orang, mereka dicuri hak hidupnya, dirampas kebebasannya, dijadikan korban pemuas nafsu majikannya, disiksa sekujur tubuhnya dan anehnya dalam keadaan semacam itu gelar “Pahlawan Devisa Negara” tersemat di dadanya. Dialah TKW, tenaga kerja wanita yang tidak jarang justru berakhir pada prostitusi dan tidak dapat dipisahkan dari trafficking. Trafficing juga mewujud dalam perekrutan remaja putri sebagai pekerja seks komersial atau dipaksa dijual untuk mengatasi himpitan ekonomi keluarga.
Di bidang kesehatan, perempuan lah orang pertama yang merasakan dampak buruk dari sistem kesehatan yang ada. Dengan sistem kesehatan ini pada akhirnya dapat menurunkan kualitas kesehatan perempuan dan anak, meningkatkan angka kematian balita dan anak, termasuk meningkatnya angka kematian ibu melahirkan. Akibat komplikasi di saat kehamilan dan persalinan, sekitar 19.000 perempuan Indonesia meninggal setiap tahunnya. Tegasnya, setiap ½ jam ada seorang ibu yang meninggal karena terkait dengan proses kehamilan, persalinan dan pascapersalinannya.
Begitupun dengan pendidikan. Kesempatan anak- anak untuk memperoleh pendidikan lebih tinggi dari pendidikan dasar dan menengah menjadi sangat kecil, terutama anak-anak perempuan, diakibatkan tingginya biaya pendidikan dan penunjang pendidikan. Di kalangan anak-anak perempuan di pedesaan masih terdapat sekitar 10 persen buta huruf.  Anak-anak perempuan ini pada akhirnya bekerja sebagai pekerja rumah tangga yang jumlahnya mencapai 688.132 jiwa atau 34.82 persen dari jumlah total 2.593.399 jiwa Pekerja Rumah Tangga (PRT).
Di banyak kasus, remaja perempuan seringkali menjadi korban kebejadan nafsu laki-laki. Mereka harus menanggung malu, dikeluarkan dari sekolah, masa depan hancur, beban psikologis bahkan kehilangan nyawa akibat pemerkosaan yang kian marak terjadi. Tidak hanya itu, perempuan pun menjadi penderita stress terbanyak dari rata-rata penderita yang ada. Tercatat dalam tempo empat hari, terdapat satu orang perempuan yang mati bunuh diri. Ini menunjukkan bahwa beban hidup mereka menggunung dan akhirnya solusi yang mereka ambil adalah dengan mengakhiri hidup mereka.
Lantas apakah upaya yang mereka lakukan dalam mengatasi problem yang multidimensi ini? Jelas, masuk di kursi politik adalah misi terbesarnya. Pasalnya, penyebab penderitaan mereka selama ini adalah kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak pro terhadap perempuan, maka dari itu, mereka harus masuk dalam legislatif agar mampu mengarahkan kebijakan yang ada supaya pro terhadap kepentingan perempuan. Namun, rencana mereka ternyata tak sesuai dengan fakta dilapangan. Mengapa? Jika kita lihat, di Indonesia sendiri pernah tabuk kepemimpinan tertingginya di pegang oleh seorang perempuan. Tapi, apakah kebijakan beralih pada kesejahteraan perempuan? Sudah berapa banyak kaum perempuan ikut bergelut dalam kancah perpolitikan? Namun apa yang terjadi? Korupsi menjerat sang perempuan. Itulah akibat dari politik difahami hanya sekadar upaya meraih kursi parlemen & kekuasaan, memberi iming-iming materi dan gengsi, namun minim kesadaran untuk pengabdian kepada masyarakat.
Lantas, benarkah wacana demokrasi sebagai pembebas belenggu perempuan dari diskriminasi dan segala problematikanya? Gagal. Ternyata demokrasi tak mampu menjamin aspirasi dan peran politik perempuan. Faktanya meski perempuan duduk sebagai anggota legislatif, juga sebagai pejabat daerah bahkan presiden, kebijakannya tidak dipengaruhi oleh jenis kelaminnya tapi oleh pemikiran (kapitalis) yg dia miliki, tidak beda dengan laki-laki dan tidak bisa membawa aspirasi kaumnya. Maka, tidak layak kaum perempuan terus berharap pada sistem demokrasi kapitalisme, karena sekuat apapun tekadnya untuk merubah nasib perempuan, namun setelah terlibat langsung dalam dunia demokrasi, otomatis sudut pandang kemanfaatan menjadi tolak ukur pertama. Tujuan awalnya yang mulia terus terkaburkan dengan tuntutan kehidupan yang serba kapitalis.
Lantas, apakah solusi tuntas bagi persoalan perempuan? Jelas, kaum perempuan memerlukan visi politik yang baru selain demokrasi. Sistem ini harus mampu menjamin kehidupan yang layak dan menghormati perempuan. Sistem ini pun harus membawa perubahan hakiki dengan membentuk masa depan dunia yang bermartabat dan sejahtera bagi semua masyarakat dunia, laki-laki maupun perempuan, Muslim ataupun non-Muslim. Jika kita berkaca pada abad keemasan islam, kita mampu mendapatkan kondisi ideal seorang perempuan dan politik. Tak dapat tertandingi kemuliaan perempuan saat Islam diterapkan di bawah seorang pemimpin agung, Muhammad saw. Perempuan tidak dihinakan, tidak dieksploitasi dan tidak dijadikan sarana pemuas nafsu belaka! Sebaliknya, perempuan Muslimah adalah para ibu yang melahirkan generasi pejuang Islam. Mereka adalah juga para istri yang taat kepada suami dan setia mendampingi perjuangan suaminya. Perempuan Muslimah adalah para wanita yang cerdas dan tak berpangku tangan dalam mengokohkan perjuangan Islam.
Visi politik itu adalah Khilafah Islamiyah yang merupakan model pemerintahan sejati yang akan membebaskan perempuan dari kemunduran dan penindasan sekaligus memberikan visi politik jelas bagi status dan kehidupan perempuan. Sistem ini menyajikan rancangan perubahan politik dan ekonomi secara menyeluruh, sebagaimana menyajikan strategi yang jelas untuk menjamin martabat dan hak-hak perempuan serta kaum minoritas. Khilafah adalah sebuah negara yang akan mentransformasi kebangkitan ini menjadi perubahan yang sesungguhnya bagi para perempuan Muslim di Dunia Islam.


Wednesday 15 May 2013

Model Muslimah Life Style Versus ‘Ketelanjangan’ Life Style



Redaksi – Selasa, 26 Jumadil Akhir 1434 H / 7 Mei 2013 18:43 WIB
Islamisches Modemagazin Ala

Kini semarak Majalah muslimah di Turki untuk membantu wanita Muslim mengikuti gaya fashion terbaru sekaligus menjaga ajaran Islam mereka semakin bersinar.
“Cosmopolitan, Elle, Vogue, Marie Claire, itu semua berbicara tentang seks dan bagaimana caranya wanita bertelanjang,” kata Ibrahim Burak Birer, 31 tahun , ia  memulai penerbitan majalah fashion Muslimah tersebut , berbicara kepada  majalah Daily Mail.
Ia kecewa dengan banyaknya gambar bugil di majalah fashion yang beredar di negeri muslim, Birer memutuskan untuk membuat sebuah majalah tandingan dan siap bertarung dengan konsep sekuler yang menghubungkan model  fashion dengan ‘ketelanjangan’.
Dengan temannya, Mehmet Volkan Atay, 32 tahun, mereka  menciptakan majalah Muslimah ‘Ala’ , sebuah majalah  fashion Muslimah. Nama majalah, yang berasal dari era kekhalifahan Ottoman, yang berarti “yang paling indah  dari yang indah.”
Majalah mode ini digambarkan oleh majalah Jerman Radikal kanan sebagai “Vogue yang Berjilbab”.
Hijab,  pakaian muslimah wajib dalam Islam, selalu menjadi isu yang sangat krusial di Turki modern, di tengah tekanan oposisi elit sekuler, termasuk jenderal, hakim dan rektor universitas.
Jilbab masih dilarang di gedung-gedung publik, universitas, sekolah dan gedung-gedung pemerintah di Turki setelah kudeta militer tahun 1980.
Pernah pada tahun 2007, Emine Erdogan, istri Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan, telah dilarang memasuki sebuah rumah sakit militer karena ia  menolak untuk melepas jilbabnya.
Ahamdulillah pada bulan September 2010, Dewan Pendidikan Tinggi memerintahkan Universitas Istanbul, salah satu universitas terbesar, untuk mengakhiri larangan jilbab. Aturan baru ini merembet ke hampir semua universitas di Turki.
Untuk Birer, majalah ini membantu wanita Muslim mengambil pakaian yang syar’I dan modis sambil meningkatkan iman mereka.
“Kami tidak memiliki pengalaman dengan majalah sebelum itu. Kita mencoba saja memasarkan konsep ini, “kata Atay kepada  SpiegelOnline.
Dengan baru hanya 6 ediisi,  majalah ini telah begitu sukses dan sirkulasi oplah meningkat beberapa kali.
Saat ini, kami memiliki sirkulasi 30.000 eksemplar  , dan sekitar 5.000 eksemplar dikirim ke luar negeri.
“Bila ada keyakinan iman, secara otomatis akan ada gaya hidup Muslim,” jelas Atay.
Dalam suasana perubahan di Turki menuju Islami, maka pemakaian jilbab pun semakin banyak , majalah fashion untuk wanita berkerudung menjadi model yang digemari masyarakat Turki.
“Kami tidak percaya bahwa perempuan muslimah harus mengasingkan diri,” kata Atay. “Bahkan wanita bercadar pun memiliki hak untuk berbusana indah.” Tutupnya. (OI.net/Dz)

Melanie Georgiades (Diam) : Jilbab itu Perintah Allah, Jadi Aku Bahagia Karenanya



Redaksi – Rabu, 5 Rajab 1434 H / 15 Mei 2013 09:05 WIB

diam

Di tengah perdebatan nasional di Perancis sekitar  jilbab , rapper Perancis telah mengejutkan fansnya dengan mengumumkan ia telah mualaf ke Islam dan memilih untuk mengenakan jilbab.
Mélanie Georgiades, yang sering disebut  Diam ini, telah melakukan “transformasi lengkap” bila dibandingkan dengan sebuah gambar ketika dia sebelum muslim di tahun 2009.
Sejak tahun 2009, Diam itu sudah mulai absen dari aktivitas rap,  Namun baru-baru ini mantan rapper Prancis itu membuat penampilan baru di televisi  dengan citra barunya.
Diam yang muncul dalam sebuah wawancara TV eksklusif dengan stasiun TV TF1 Perancis, untuk berbicara tentang pengalaman masa lalu , keterlibatan dengan ketagihan obat-obatan, narkotika, dan hingga berada di rumah sakit jiwa sampai dia menemukan “ketenangan dari Islam.” Katanya.
Hidayah agama Islam ini datang kepadanya secara tidak disengaja, ia sangat tertarik ketika ia melihat seorang teman Muslimnya  sholat.

Diam, mengatakan ia telah menikah selama lebih dari setahun dan sekarang ia menjadi seorang ibu baru, dan ia menjauh dari kehidupan ketergantungan obat-obatan masa lalunya.
Dalam wawancara TV-nya dia mengatakan dia “beralih keyakinan ke Islam adalah hasil dari keyakinan pribadinya , setelah ia memahami agama dari membaca Al-Quran.”
Ketika ditanya tentang mengenakan jilbab di Perancis, sebuah negara yang telah melarang jilbab itu , dia berkata: “Saya percaya bahwa saya hidup dalam masyarakat yang toleran, dan aku tidak merasa terluka oleh kritik, ataupun penghinaan dan stereotip negatif. ”
Ditanyakan oleh pewawancara-nya tentang mengapa dia memakai jilbab sementara banyak juga wanita Muslim tidak memakainya dan jangan jadikan  jilbab itu menjadi kewajiban agama, dia menjawab: “Saya melihatnya (jilbab itu) sebagai perintah Allah , ini membawa kebahagiaan di hati saya dan bagi saya ini sudah cukup. ”
Diam yang mengatakan bahwa dengan memeluk Islam ia mendapatkan kenyamanan, ia menambahkan bahwa ketenaran sudah tidak cocok dengan hidupnya lagi, ini telah menghangatkan hati saya, yang saya tahu sekarang saya menjadi tahu apa tujuan keberadaan saya, dan mengapa saya di sini di Bumi ini. ”
Membahas bagaimana hidupnya sebelum menjadi muslimah, Diam mengatakan: “Saya dahulu sangat terkenal dan saya memiliki apa yang setiap orang terkenal punya, tapi aku selalu menangis pahit sendirian di rumah,.
Dia menambahkan: “Saya sangat kecanduan obat, termasuk narkotika dan berhalusinasi dan dirawat di rumah sakit jiwa untuk pulih, tapi ini sia-sia sampai saya mendengar salah satu teman Muslim saya mengatakan ‘Saya akan sholat dahulu dan akan kembali , ‘jadi aku mengatakan padanya bahwa aku ingin sholat juga ”

Mengingat saat itu, Diam itu mengatakan: “itu adalah pertama kalinya bahwa saya menyentuh lantai dengan kepala (bersujud) , dan saya punya perasaan yang kuat bahwa saya tidak pernah mengalami (kebahagiaan ini) sebelumnya, dan saya percaya sekarang bahwa berlutut dalam doa, tidak harus dilakukan kepada siapa pun selain Allah.
Diam mengatakan bahwa dia pindah ke Mauritius untuk mempelajari Al-Quran, dan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang Islam, dan toleransinya Islam.
Ketika ditanya oleh pewawancara tentang pandangannya tentang Islam, atas mereka yang melakukan semua pembunuhan dan kekejaman atas nama agama, dia menjawab: “Saya pikir kita harus membedakan antara bodoh dan berpengetahuan, dan bodoh tidak harus berbicara tentang apa yang dia tidak tahu, Islam tidak mengijinkan membunuh korban yang tidak bersalah dengan cara kita melihatnya saat ini. “  (Arby/Dz)

Monday 13 May 2013

Zaenab Al Ghazali, Contoh Pejuang Muslimah di Era Modern



Redaksi – Minggu, 21 April 2013 18:17 WIB


Zainab Al Ghazali mempelopori gerakan perempuan di Timur pada periode yang paling sulit dalam sejarah modern, dimana para penantang Islam beramai-ramai mengepung Islam dari semua arah, dengan dukungan pemerintahan otoriter yang dipegang oleh junta militer yang diktator yang sangat kejam dan membuat hati miris serta menggetarkan jiwa.  Tindakan yang diambil terhadap para aktivis Islam hanya berdasarkan pada dugaan, memperlakukan para Muslim yang taat dengan tekanan berat, menghukum gantung para pemikir Muslim dan pemimpin gerakan Islam, memasukkan orang-orang yang memiliki ghirah agama ke dalam sel-sel penjara yang gelap dan pengap.  Banyak keluarga dideportasi secara sistematis, banyak anak-anak menjadi yatim dan membuat mereka kelaparan.  Penguasa juga menyebar para pembunuh ke berbagai tempat sasaran, menghalalkan harta dan darah kehormatan untuk membungkam setiap suara yang menyuarakan kembali kepada iman, dan menjadikan Al Qur’an dan undang-undang hidup bermasyarakat.
Dalam suasana menyedihkan ini, Zainab Al gfhazali masuk ke dalam jantung konflik untuk melakukan perlawanan bersama para mujahid menghadapi kezaliman   dan kaki tangan para penguasa Mesir (Fara’inah)
Kemudian peristiwa demi peristiwa terjadi begitu cepatpada tahun 1948 dan dikeluarkan Surat Keputusan yang membubarkan gerakan al Ikhwan al Muslimun yang menyita seluruh asetnya, menutup kantor-kantornya , serta menjebloskan ribuan aktifisnya ke dalam sel-sel penjara. Maka al Akhwat al Muslimat bergerak dalam al Ikhwan al Muslimun dengan kegiatan yang patut mereka syukuri.  Salah seorang di antara para akhwat aktifis ini adalah Sayyidah Tahiyah Al Jubalili , istri saudariku dan putri pamanku sendiri.  Dari dialah aku mengetahui banyak hal lebih dalam dan untuk pertama kalinya aku mulai merasakan adanya kerinduan untuk mengkaji gagasan-gagasan al Ustad Hasan Al Banna serta kegigihannya mengkonsolidasikan gerakan Islam secara keseluruhan..Kemudian aku berkomunikasi dengan al Ustadz Al Mursyid it (Hasan Al Banna ) dan mengirim surat singkat dimana aku mengatakan :


“Tuanku Imam Hasan Al Banna, Zainab Al Ghazali datang kehadapanmu dalam keadaan lepas dari segala sesuatu selain mengabdi kepada Allah dan menghambakan dirinya untuk berdakwah kepada Allah. Sementara engkau saat ini adalah adalah manusia satu-satunya yang mampu menjual umur ini dengan harga yang diridhai oleh Allah di jalan dakwah dan menanti perintah dan instruksimu, Tuanku..”
Aku bertemu dengan ustadz Hasan Al Banna dan menyatakan kepadanya,’ Aku memberi bai’at—sumpah setia kepadamu untuk bekerja demi berdirinya negara Islam dan pengorbananku. Untuk mencapai itu pengorbanan paling sederhana yang dapat aku persembahkan adalah darahku dan juga para ibu muslimah lain dengan kesiapan mereka. Ustadz Hasan Al Banna menjawab seraya berkata,’ Aku terima bai’at engkau ,” Maka sekarang tetaplah para wanita anggota Sayyidat al Muslimat seperti sedia kala. Tidak lama setalah pertemuan itu , Imam Hasan Al Banna dibunuh, dan para aktifis al Ikhwanul Muslimun tetap berada dalam penjara hingga larangan organisasi al Ikhwan al Muslimun dicabut kembali.



Rangkaian peristiwa terjadi dan yang paling besar adalah peristiwa tahun 1954, dimana al Ikhwan al Muslimun kembali dibubarkan.  Para pemimpin dan pemikir serta tokoh-tokoh Islam berkaliber dunia kembali ditangkap seperti  Ir. Abdul Qadir Al Qaudah , seorang ulama kenamaan Al Azhar Muhammad Farghali bersama saudara-saudaranya.  Seorang mujahid besar , Imam Hasan Al Hudaibi yang tetap tidak divonis hukum mati tetapi tidak terlaksana.  Sebab secara mendadak ia mengalami serangan jantung, kemudian ia dibawa pulang ke rumah.  Setelah diperiksa dokter mengatakan bahwa ia hanya dpat bertahan hidup beberapa selama beberapa jam kedepan. Mendengar keadaan kesehatannya demikian, Penguasa militer Mesir, Gamal Abdul Nashir segera muncul dan mengeluarkan keputusan pemberian amnesti kepadanya dengan harapan bahwa kearifannya itu akan dimuat dalam media masapada pagi hari berikutnya.  Akan tetapi Allah berkehendak lain, dengan mempermalukan permainan kotor penguasa tersebut karena ternyata Hasan Al Hudaibi masih terus hidup.
Zainab Al Ghazali dan banyak perempuan lainnya mengurus keluarga orang-orang yang dipenjarakan dan ditawan. Mereka hidup tanpa kepala rumah tangga sementara penguasa mengisolasi mereka secara sistematis agar tidak ada bantuan yang sampai kepada mereka dari siapapun.  Akibatnya kelaparan dan kesulitan hidup dikhawatirkan akan memaksa mereka melakukan perbuatan menyimpang. Oleh karena itu Zainab bersama banyak perempuan lainnya berusaha sekuat tenaga memberi pertolongan kepada mereka.
Rencana Busuk dari Penguasa
Gamal Abdul Nashir merencanakan pembunuhan terhadap diri Zainab pada awal bulan Februari 164, yaitu pada peristiwa kecelakaan yang direncanakan. Para pelakunya melarikan diri sementara Zainab dilarikan ke rumah sakit dalam keadaan kritis.  Namun Allah masih menyelamatkan nyawanya. Namun tidak lama kemudian ia dituduh melakukan tindakan makar dan ditangkap pada tahun 1965. Ia disiksa dan dipaksa untuk mengatakan kebohongan  dan tunduk pada keinginan penguasa untuk menghujat gerakan Islam dan meninggalkan dunia dakwah.  Namun tekanan berat dibawah siksaan berat yang dialami tetap tidak menggoyahkan keyakinannya sehingga tetap menolak rekayasa yang ditawarkan. Penyiksaan lebih kejam pun kembali di alami dengan  perlakuan yang tidak akan tahan diterima oleh orang-orang biasa . Tetapi kali ini ia pun mampu bersabar bersama teman-temannya yang sama-sama menyeru kepada Islam.  Setiap kali penyiksaan terhadap mereka ditambah, bertambah pula kesabaran dan ketabahan mereka seraya terus mengucapkan firman Allah ..
“ Katakanlah ; “ Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah oleh Allah bagi kami ..’ (QS At Taubah; 51)
Pengalamannya yang penuh kegetiran namun berharga itu ia tuangkan dalam tulisan ia beri judul “Hari-hari dari Hidupku” (Ayyam min Hayati). Ia menguraikan peristiwa yang ia alami bersama teman-teman pejuang lainnya, peristiwa yang tidak dapat dibayangkan dengan akal, atau tidak terbetik sekalipun dalam benak setan.. Kemudian ia dijatuhi hukuman kerja paksa berkepanjangan. Sedangkan temannya, Hamidah Quthub dihukum sepuluh tahun penjara. Para wanita lainnya dijatuhi hukuman beragam.
Inilah praktik kriminal yang dilakukan negara terhadap dilakukan penjajah manapun atau pasukan agresor selama masa pendudukan dan kediktatoran.
Zainab keluar dari penjara dan meneruskan perjuangannya di jalan Allah sesuai dengan kemampuannya hingga ajal menjemputnya.  Sejarah telah mencatat bahwa ia adalah perempuan paling tangguh dibanding wanita lain yang berkecimpung dalam dunia dakwah dan politik di zaman modern ini…**
(Taufik Yusuf Al-wa’ie)