Rendahkan Wanita dan Jadi Budaya Kapitalis, Ketua MUI Tolak Miss World
JAKARTA (voa-islam.com) - Ketua
MUI Pusat Bidang Seni dan Budaya, KH. A. Cholil Ridwan menegaskan
penolakannya terhadap penyelenggaraan Miss World di Indonesia.
Kyai
Cholil, sapaan akrabnya mengatakan mseki MUI secara kelembagaan tidak
mengeluarkan rekomendasi, namun mempersilahkan kepada pimpinan komisi
untuk menyampaikan penolakan tersebut.
“MUI
secara kelembagaan tidak mengeluarkan rekomendasi apa pun, tetapi MUI
mempersilahkan pimpinan komisi-komisi MUI secara pribadi,” kata KH.
Cholil Ridwan dari ujung telepon kepada voa-islam.com, Selasa
(28/5/2013).
...Sudah sering saya sampaikan penolakan Miss World. Karena tidak sesuai budaya ketimuran, tidak sesuai dengan akhlak syariah Islam...
Alasan
bahwa Miss World harus ditolak karena acara tersebut budaya jahiliyah
yang kini menjadi budaya kaum kapitalis dan tidak sesuai dengan syariah
Islam.
“Sudah
sering saya sampaikan penolakan Miss World. Karena tidak sesuai budaya
ketimuran, tidak sesuai dengan akhlak syariah Islam dimana Indonesia
mayoritas Muslim. Kemudian itu juga merupakan tradisi jahiliyah zaman
dulu sebelum Islam dan sekarang menjadi budaya kalangan kapitalis,”
jelasnya.
Selain itu, ajang Miss World hanya merendahkan martabat kaum wanita lantaran dijadikan sebagai komoditi industri kaum kapitalis.
“Merendahkan
kaum wanita dan menjadikan wanita itu komoditi industri. Apakah bisnis
pakaian bikini, industri kosmetika dan lain sebagainya. Itu berarti
merendahkan derajat wanita,” tandasnya. [Ahmed Widad]
No comments:
Post a Comment